SALIH.id – Upaya menciptakan hidup sehat dan sadar lingkungan menjadi target utama para kader Pelayanan Terpadu (Yandu) Cempaka Putih, Kelurahan Banuaran Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Tak bisa dipungkiri, Kelurahan Banuaran Nan XX, masih berstatus penyumbang tertinggi Angka kematian ibu (AKI) di Kota Padang. menyikapi semua itu, para kader dan Pembina Wilayah Posyandu Cempaka Putih bersama TP PKK Kelurahan Banuaran Nan bertekad menjadikan Posyandu sebagai ujung tembak memberantas berbagai penyakit dan memberi penyadaran pentingnya kesehatan pada masyarakat.
Hal itu disampaikan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kelurahan Banuaran Nan XX, Elia Roza saat mengunjungi Pos 8 Yandu Cempaka Putih Banuaran di Rumah Ketua RT 04 RW 11 Kelurahan Banuaran Nan XX, pada Rabu (11/1/2023)
Elia Roza, didampingi staf lurah Florri Siswanty tak mau tinggal diam. Dengan jiwa keibuan dan senyum mengambang mereka ikut membantu para kader dan petugas kesehatan yang berjibaku memeriksa puluhan bayi dan balita yang dibawa para orang tua mereka.
“Alhamdulillah. Ini hal luar biasa. kesadaran orang tua makin tinggi untuk membawa bayi dan balita mereka ke Posyandu. Kita sangat berterima kasih pada para kader dan petugas kesehatan yang sangat simpatik dan ikhlas memberi perhatian pada anak-anak,” ujar perempuan yang pandai bergaul dan disenangi para koleganya ini.
Elia Roza melalui TP PKK bertekad menjadikan Posyandu sebagai ujung tombak demi mewujudkan Banuaran yang sehat dan ramah lingkungan. Apalagi, ujarnya Wali Kota Padang, Hendri Septa sangat konsisten dengan program sehat dan ramah lingkungan
“Demi tekad tersebut, saya dan Aciak Syukur sengaja menjalin kerja sama dengan Yayasan Amal Salih. Apalagi, Ketua Yayasannya Ibu Zetri Murni merupakan Wakil Ketua TP PKK Banuaran. Hal yang menarik, yayasan tersebut, dikelola oleh para tokoh masyarakat, seperti Pak Saribulih, Ibu Herwaty Taher, Pak Junaidi, Mbak Anik, Cica Susanti dan lainnya. Semua mereka itu adalah pengurus RT dan RW di Banuaran. Ibarat sekali merengkuh dayung, 10 pulau terlampaui” ujar Elia Roza.
Sementara, Koordinator Pos 8 Yandu Cempaka Putih, Zetri Murni, SS mengaku berbagai upaya dilakukan, agar para orang tua mau membawa bayi dan balitanya ke Posyandu
“Jika mereka tidak hadir, maka kami para kader bersama bidan dan kesling (petugas kesehatan lingkungan.red) mendatangi rumah mereka. Minimal untuk mengetahui kondisi kesehatan, mengukur berat dan tinggi bayi atau balita yang ada di rumah tersebut. Termasuk kondisi lingkungan tempat tinggal,” ujar Zetri Murni yang juga Wakil Ketua TP PKK Banuaran dan Ketua Yayasan Berkah Amal Salih ini
Pembina Wilayah Posyandu Cempaka Putih, Kelurahan Banuaran Nan XX, Mairiza Aziz, A.Md.Keb. didampingi Pembina Kesehatan Lingkungan Halimah, A.Md.Kes tak memungkiri masih adanya keengganan beberapa orang tua membawa anaknya ke Posyandu. Tapi, dia bersama kader bertekad untuk selalu melakukan penyadaran. Apalagi, Pemko Padang sudah wanti-wanti agar Posyandu dimanfaatkan secara maksimal.
“Untuk memunculkan kesadaran masyarakat itu butuh proses. Kami bertekad selalu memberi pemahaman pada masyarakat. Kalau mereka tidak mau anaknya disuntik, kita tidak memaksa. Minimal harus mau ditimbang dan diukur tinggi badannya. Hal ini, untuk mengetahui perkembangan si anak,” ujar Mairiza yang bertanggung jawab di Pos 5 sampai 8 Yandu Cempaka Putih.
Terkait dengan pelayanan lansia, Mairiza mengatakan juga akan dipantau di masjid dua kali sebulan, yakni Rabu dan Kamis pekan ketiga. “Kamis besok kita di Masjid Baitul Arafah,” ujarnya. (SpiritSumbar.com)